Raksasa Properti Asal China, Evergrande Terancam Bangkrut. Kenapa?

image

PropertiNews.id, Tangerang – Perusahaan properti raksasa asal China Evergrande, pada Selasa (14/9/2021) mengakui sedang berada di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Evergrande terlilit utang sebesar US$300 miliar atau Rp4.277 triliun (asumsi kurs Rp14.256 per dolaR AS) dan terancam bangkrut.

Grup tersebut diturunkan peringkatnya oleh dua lembaga pemeringkat kredit minggu lalu sementara sahamnya jatuh di bawah harga listing 2009, karena berita utama yang buruk dan spekulasi keruntuhan yang akan segera terjadi di media sosial China.

Pengembang yang terdaftar di Hong Kong ini telah memiliki utang untuk mendanai pertumbuhan properti beberapa tahun lalu. Selain itu, ada laporan protes dari pembeli rumah di seluruh negeri yang mengkhawatirkan keamanan investasi mereka. Aksi protes ini mendorong Evergrande untuk mencoba meredakan ketegangan.

Mengutip dari Al Jazeera, regulator di Provinsi Guangdong disebut telah mengirim tim dari King & Wood Mallesons, sebuah firma hukum yang spesialisnya mencakup restrukturisasi. Selain itu, atas perintah Beijing, mereka juga mengirimkan penasihat keuangan dan akuntan tambahan untuk menilai pengembang.

Hal ini merupakan langkah terbaru perusahaan setelah meminta layanan Houlihan Lokey dan Admiralty Harbour Capital “menilai struktur modal grup” dan “mencapai solusi optimal untuk semua pemangku kepentingan”.

Pada hari Senin, investor yang cemas memprotes di markas besar konglomerat di Shenzhen karena Evergrande mengatakan sedang menghadapi kesulitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi membantah desas – desus tersebut.

Namun pada hari Selasa, perusahaan mengeluarkan pernyataan lain ke bursa saham Hong Kong mengatakan telah menyewa penasihat keuangan untuk mengeksplorasi untuk meredakan krisis uang tunai.

Perusahaan menyalahkan laporan nagatif dari media karena merusak penjualan pada periode September yang penting. Sehingga mengakibatkan penurunan terus-menerus. Dilansir Bangkok Post, saham perusahaan turun sembilan persen pada Selasa, dan turun hampir 80 persen sejak awal tahun. Runtuhnya Evergrande akan menjadi ujian terbesar yang dihadapi sistem keuangan China selama bertahun-tahun, kata Mark Williams, kepala ekonom Asia di Capital Economics. (ZH)

 

Bagikan Artikel ini:

PropertiNews.id

PropertiNews.id adalah sebuah portal media online yang menyajikan informasi seputar dunia properti mulai dari berita terkini hingga tips inspiratif

Newsletter

Subscribe to our latest news to be updated, we promise not to spam!

Babysitter logo